KESAKSIAN IBADAH SYUKUR DI RANTEPAO - TANA TORAJA
Setelah ada persuratan dari BPS ke Gereja2 di Tana Toraja untuk menghadiri Ucapan Syukur atas banyaknya pemulihan dan kesembuhan Jemaat dari penyakit2 fisik dan dan kesembuhan rohani dari MEKO. Hari Rabu sudah mulai dipasang 100 tenda kotak / terowongan di Halaman Gereja Rantepao dan tenda2 tambahan lainnya untuk persiapan Ibadah KKR ini yang dibawakan oleh Rombongan Pdt. Damanik (mantan ketua BPS GKST) yang berjumlah 28 orang dimana ada juga pengkhotbah cilik berumur 8 tahun bernama MOKO, di rombongan ini juga ada Om dan Tante dari Selvin serta Band yang berasal bukan hanya GKST Tentena tetapi juga dari Bethany dan Pantekosta.
Hari Kamis 31 Mei Ibadah KKR akan dimulai pukul 7 malam akan tetapi orang2 dari segala penjuru Tana Toraja sudah memenuhi halaman lokasi dari sore hari dan sudah mulai rame memuji Tuhan bersama dengan lagu2 pujian yang di Meko seperti: Allah Kuasa Melakukan Perkara, Bilur2Nya, Maranatha, Oh Yerusalem, Halleluya, etc...
Diperkirakan malam itu berkumpul lebih dari 20.000 orang yang datang dari kampung2 Pangngala’, Saluputti, Sapan, Sanggalla serta seluruh penjuru Toraja juga dari Sudu, Duri, Enrekang. Setelah memperkenalkan seluruh Rombongannya Pdt Damanik mendampingi Khotbah si kecil MOKO yang benar2 menyampaikan banyak kebenaran Firman Tuhan tentang banyak umat yang tidak percaya adanya Mujizat. Sebelum berkhotbah dengan tegas Moko meminta tali2 rafia yang dipasang membatasi jemaat2 untuk diputuskan dan meminta untuk berbaur karena katanya ”Kita semua satu dalam Tubuh Kristus”. Selain itu anak dari tukang Ojek ini menghafal banyak ayat yang dibantu dibacakan rombongannya, di khotbahnya ada 3 hal yang menjadi penekanan dari anak yang lahir tgl 25 Mei (hari Ouikumene) yaitu :
Kalau kita ingin Sembuh fisik dan Rohani:
1. Kita harus menyelesaikan semua masalah kita dgn siapapun
2. Percaya akan Tuhan Yesus dan Kuasa-Nya.
3. Bertobat.
Khotbah yang dibawakan dengan dialek Sulawesi Tengah banyak juga diselingi joke2 yang bermutu seperti ”Kita umat harus apa adanya jangan ada apa2nya." Dia juga mengatakan dia bukan lulusan STT tetapi punya mulut yang sama dengan mulut Pdt yang adalah semuanya diciptakan Tuhan. Khotbah semakin menarik karena diantara khotbah sesuai isi khotbahnya Moko beberapa kali langsung berkata ”Band Main” dan Pujian dari puluan ribu orang melantunkan ”Mujizat itu Nyata”, ”Sejauh Timur dari Barat”, etc.
Ibadah benar2 khusuk dan hanya Doa Bapa Kami yang dinaikkan setelah khotbah. Orang2 betul2 bersemangat tepuk tangan menyanyikan lagu "Allah Kuasa Melakukan Segala Perkara," dan "Bilur-Nya, Bilur-Nya", lalu mulai ada yang merasakan kesembuhan dari Tuhan. Ada beberapa kursi yang dioper ke panggung tanda bahwa ada yang lumpuh / tadinya hanya duduk saja sudah mulai berdiri. Malam itu Ibadah selesai dengan berkat dari Pdt. Batti jam 22.30, tetapi masih diteruskan dengan puji2an sampai beberapa rombongan menginap di halaman Gereja.
Hari Jumat 1 Juni dijadwalkan mulai pukul 10 pagi tetapi orang dari kampung2 dari semua denominasi Pantekosta, Bethany, Tiberias, Katolik, Advent, Aluk Todolo, GT, dll serta dari saudara Muslim tumplek-blek dari jam 7 pagi memenuhi Semua halaman Gereja, jalan di depan Gereja Rantepao, Kantor BPS, Gedung Pemuda, parkiran mobil, truck, motor sampai ke Karassik, Singki’, lapangan Bakti dan sepanjang Jl. A. Yani. Diperkirakan yang hadir tidak kurang dari 40.000 orang. Diyakini dan saya juga meyakini sejak saya lahir .. inilah kumpulan orang Toraja terbanyak ever.. (bisa dikonfirmasi ke Pak Acis Tomasoa yang juga hadir) melebihi Toraya Mamali, Pekan Budaya or Injil Masuk Toraja.
Sebelum Rombongan Pdt Damanik naik ke panggung, lagu2 "Allah Kuasa" dan "Bilur-Nya2" terus dikumandangkan dengan sungguh2 berulang-ulang dan benar-benar ada kesembuhan dari Tuhan Yesus.. Ada seorang anak kecil perempuan yang bisu sudah bisa menyebutkan Yesus, Yesus, Amin-Amin. Ada yang buta sudah bisa tahu warna, dan yang lumpuh bisa berdiri, yang tuli bisa mendengar. Ada anak asuhan RBM PWGT dari Bonoran yang bisu sewaktu ditanya sudah bisa menyebut namanya Upa’, etc.
Khotbah Moko hari itu banyak menyindir tentang kita yang ingin lebih besar, populer dan tidak mau seperti anak kecil yang rendah hati, tulus, tidak ada kepentingan, jujur disertai ilustrasi katak dan sapi komplit. Dengan gamblang Moko mengingatkan Pemuda2 yang adalah masa depan Bangsa dan Gereja untuk mau aktif melayani serta hidup kudus, tidak mabuk-mabukan, judi, sex bebas. Jokenya yang lain karena dia jadi sasaran paparazi foto dan kamera Pdt. Damanik mengatakan Moko jadi seperti Selebritis yang dijawab Moko, ”Iya, Selebritis = Segerombolan Brimob dan Perintis”.
Khotbah Moko hari itu banyak menyindir tentang kita yang ingin lebih besar, populer dan tidak mau seperti anak kecil yang rendah hati, tulus, tidak ada kepentingan, jujur disertai ilustrasi katak dan sapi komplit. Dengan gamblang Moko mengingatkan Pemuda2 yang adalah masa depan Bangsa dan Gereja untuk mau aktif melayani serta hidup kudus, tidak mabuk-mabukan, judi, sex bebas. Jokenya yang lain karena dia jadi sasaran paparazi foto dan kamera Pdt. Damanik mengatakan Moko jadi seperti Selebritis yang dijawab Moko, ”Iya, Selebritis = Segerombolan Brimob dan Perintis”.
Setelah istirahat untuk makan atau buka bekal yang dilanjutkan Puji2an, semakin banyak kesembuhan fisik dan rohani. Sekitar pukul 4, kami melantunkan lagu ”Mampirlah dengar doaku, Yesus Penebus” yang diulang- ulang penuh penghayatan dan semua tangan diangkat (tidak ada lagi yang malu2) banyak yang menangis minimal berkaca-kaca (untung saya pake sunglases).
Yang membuat bulu kuduk saya berdiri tiba2 dari depan panggung ada pelangi yang oleh Pdt. Damanik dikatakan, "Tanda bahwa Tuhan benar2 hadir dan memberkati kita saat ini disini..", tapi yang benar2 bikin saya takjub, setelah Pdt. Damanik ngomong.. Tuhan menjawabnya dengan hujan rintik2 (Hujan berkat) selama 2 menit tanda Ia benar2 hadir, kemudian langit di atas terang kembali.. padahal hujan deras di luar daerah tersebut (di daerah Rura). Setelah mulai sore ada yang pulang mandi / makan. Saya sebenarnya tidak percaya tanda2 atau sign, tapi sore itu sekitar jam 6 kami melihat di langit persis di atas Gereja dan lokasi itu ada awan lurus panjang berwarna merah - orange (seperti manuver pesawat jet tempur F16 yang keluar asapnya) beberapa saat, tanda kalau benar2 Tuhan hadir dan memberkati.
Saya hanya kembali mengambil jaket, makan malam di tenda kemudian di lokasi dilanjutkan kembali Puji2an. 2 hari itu diajarkan juga lagu Perdamaian oleh Pdt. Damanik (yang pernah dipenjara karena konflik di Poso), yaitu "Syalom2 Indonesia Penuh Damai" lalu diganti "Syalom2 Tana Toraja Penuh Damai". Malam itu melalui lagu "Amin2" banyak yang disembuhkan Tuhan, dan disyukuri dengan lagu "Haleluya" kepada Tuhan Yesus. Jam 8 Malam kembali Pdt. Damanik menceritakan awal Mujizat di Meko seperti yang sudah banyak kita baca dari Transkrip interviewnya dengan CBNC di internet.
Sampai jam 11 malam masih saja terjadi mujizat. Ibadah benar2 berhenti jam 12 malam. Pdt. Damanik (yang mengundurkan diri dari ketua Sinode karena Tibo Cs dieksekusi, ”Bagaimana saya mau memenuhi janji saya kepada Tuhan kalo kepada manusia saja tidak bisa?”) selalu mengatakan tidak lama lagi Selvin akan hadir di sini, sama seperti kemana Moko pergi KKR biasanya di daerah tersebut Selvin akan datang. Pdt. Panggalo yang berjalan keliling larut dengan umat mengatakan, "Mari kita doakan agar Selvin bisa datang pada Pekan Spiritualitas Gereja Toraja 24 Juni-2 Juli 2007 di sini." Bahkan kalau saja KKR kemarin diteruskan sampai hari Minggu rombongan yang lebih banyak lagi akan datang dari Makassar, akan tetapi hanya 2 hari.
Satu Kesaksian lagi, anggota Bandnya Moko yang keliling lokasi malam itu meyakini tempat ini juga diberkati seperti di Meko karena 2 hari itu benar2 di lokasi ini tidak ada yang merokok / tidak tahan untuk tidak merokok. Benar2 sejarah semua masyarakat dari kampung2 yang terpencil, anak kecil, pemuda, lansia larut bersama bertepuk-tangan memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita berharap Tana Toraja semakin diberkati dan penyakit sosial masyarakat dihilangkan, penyakit2 fisik dan rohani dipulihkan, budaya yang berlebihan yang memuliakan manusia diubah untuk kemuliaan Tuhan.
Satu Kesaksian lagi, anggota Bandnya Moko yang keliling lokasi malam itu meyakini tempat ini juga diberkati seperti di Meko karena 2 hari itu benar2 di lokasi ini tidak ada yang merokok / tidak tahan untuk tidak merokok. Benar2 sejarah semua masyarakat dari kampung2 yang terpencil, anak kecil, pemuda, lansia larut bersama bertepuk-tangan memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kita berharap Tana Toraja semakin diberkati dan penyakit sosial masyarakat dihilangkan, penyakit2 fisik dan rohani dipulihkan, budaya yang berlebihan yang memuliakan manusia diubah untuk kemuliaan Tuhan.
Masih banyak lagi kesaksian2 yang lain semoga VCD nya cepat beredar untuk kita lihat bersama. Foto2 dan file 3GP nya ada di saya tapi bandwith internet di Toraja masih kecil jadi lama kalau upload dan saya blm tau caranya kompres 3Gp.
Dan apabila ada dari anggota milist yang ingin pulkam bisa ikut berpartisipasi dalam pelayanan Pekan Spiritual GT yang selain KKR juga yang akan turun ke desa-desa pengobatan Gratis dari Dokter2 dan Pembagian Alkitab.
Salah satu yang hadir dari 40.000 0rang
Yaya’ Rundupadang
KEAJAIBAN DI TANA TORAJA - SULAWESI SELATAN
Haleluya ! Puji Tuhan !
Mujizat penyembuhan telah terjadi di Desa Meko - Sulawesi Tengah melalui "SELVIN" seorang anak perempuan usia 9 Tahun. Kini keajaiban terjadi di Tana Toraja, Sulawesi Tengah. Bagaimana proses terjadinya?
Tanggal 31 Mei dan 1 Juni 2007 di Rantepao-Tana Toraja-Sulawesi Selatan, Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja mengadakan Ibadah Pengucapan Syukur. Mereka bersyukur karena ribuan orang warga Toraja disembuhkan di Meko -
Sulawesi Tengah. Dalam ibadah Pengucapan Syukur itu, Sinode Gereja Toraja mengundang Pdt. Rinaldy Damanik dan Tim KKRnya dari Tentena-Sulawesi Tengah. Pdt. Rinaldy Damanik adalah person yang mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan "SELVIN" dan keluarganya di Meko (Baca Transkrip Wawancara eksklusif).
Ibadah pengucapan syukur berlangsung mulai tanggal 31 Mei s/d 1 Juni 2007 di Halaman Kantor Sinode Gereja Toraja Rantepao - Tana Toraja - Sulawesi Selatan. Ibadah tersebut sepenuhnya dilayani oleh Tim KKR tersebut, yang terdiri dari Pdt. Rinaldy Damanik, Pengkhotbah Cilik bernama "Moko", anak laki-laki, usia 8 tahun, serta Pemain Musik Band yang adalah para pemuda eks korban kerusuhan Poso yang telah bersama Pdt. R. Damanik sejak tahun 2001, juga didukung oleh Ibu Atika, istri Pdt. Damanik serta Pdt. Okta Barusu dan Istri. Tim KKR itu menjadi satu organisasi yang koordinatornya bernama: Alex Patambo.
Puji Tuhan! Ibadah tersebut dihadiri sekitar 50.000 (lima puluh ribu) orang. Luar biasa cara Pdt. R. Damanik mengendalikan dan memberi semangat kepada massa. Mutlak dia yang mengatur seluruh acara. Berulangkali dia menyerukan "pertobatan", "kesatuan umat Tuhan tanpa batas-batas denominasi gereja", "Hanya Yesus Kristus Kepala Gereja, tidak ada manusia yang boleh menyombongkan diri", "Tinggalkan Judi, Sabung Ayam, Minuman Keras, Narkoba, dan perbuatan2 amoral lainnya".
Kemudian juga diisi oleh Khotbah dari Pengkhotbah Cilik "Moko" dengan tema: "Jangan meragukan mujizat Tuhan". Moko berkhotbah sekitar 30 (tiga puluh) menit dengan penuh semangat, terkadang lucu, membuat semua bersukacita.
Inti khotbahnya: "Ada 3 syarat untuk kesembuhan:
1. Selesaikan masalah pribadi dan keluarga.
2. Benar-benar yakin dan percaya Yesus.
3. Bertobat".
Selanjutnya, Ibadah seluruhnya diisi oleh Pdt. Rinaldy Damanik dan Timnya. Puji-Pujian dan Doa menggelegar, massa semakin banyak, mungkin mendekati 60.000 orang. Doa yang berulang kali didoakan ialah "DOA BAPA KAMI". Ajaib! Tiba-tiba terjadi kesembuhan walaupun tanpa proses penjamahan. Bahkan juga Pdt. Damanik meminta seorang Ibu Pendeta dari
denominasi yang lain untuk berdoa. Ibadah itu semakin nyata menjadi ibadah Oikumene, tanpa tembok-tembok gereja, semua disatukan.
Pada malam hari tanggal 1 Juni 2007. Pengkhotbah cilik Moko tidak tampil di Panggung Ibadah, hanya Pdt. Damanik dan Tim KKRnya. Kami mendengar bahwa Moko sudah keletihan. Ketika kami bertanya kepada Pdt. Damanik, mengapa Moko tidak hadir lagi? Pdt. Damanik hanya menjawab: Moko juga mendukung kita dalam doa.
Sejak siang, sore, malam hari, tanggal 1 Juni 2007, Pdt. Damanik mengajak umat bernyanyi dan berdoa, sangat luar biasa, jemaat bersatu padu, satu hati dan satu semangat bersorak-sorai bagi kemuliaan Tuhan. Puji Tuhan, seorang Ibu yang sudah 23 tahun tidak berjalan (lumpuh), tiba-tiba bisa berjalan. Orang buta juga bisa melihat. Dua orang anak yang bisu, dituntun oleh seorang anggota Tim KKR Pdt. Damanik, anggota Tim KKR itu nama panggilannya: Yodi. (Sekadar inifo: Tim KKR itu sering dicap orang2 tertentu di Poso sebagai: "Preman"). Yodi mengajak anak itu berseru nama Yesus, berdoa. Akhirnya anak yang bisu itu dapat berkata: "Yesus, tolong saya", dan langsung disambut tepuk tangan menggelegar dan disambut dengan nyanyian 'Haleluya'. Kesembuhan banyak terjadi, setiap ada tepuk tangan di kelompok2 kumpulan massa, pasti di situ ada kesembuhan. Pdt. Damanik menyatakan berulang-ulang: "Bukan Tim kami yang menyembuhkan.. Bukan! Bukan! Kami hanya orang biasa, tetapi yang memberikan kesembuhan adalah Tuhan Yesus yang telah menyambut kesatuan Iman dari semua umat yang hadir. Mari kita nyatakan Haleluya, Puji Tuhan bagi kemuliaan Tuhan". "Oleh karena itu tidak boleh ada orang yang menyombongkan diri, mencari popularitas di sini. Tetapi hanya Tuhan yang kita muliakan !" Seruan itu disambut gegap-gempita oleh nyanyian 'Haleluya'.
Puncak acara (menurut kami ini puncak ibadah tersebut), terjadi ketika Pdt. R.Damanik mengajak umat menyanyikan lagu: "Yesus Tuhan, Dengar Do'aku..." Lagu itu menggelegar, massa menangis, histeris. Lagu itu dinyanyikan berulang-ulang. Di sela-sela nyanyian sekitar 60 ribu umat, Pdt. Damanik berseru berulang-ulang: "Tuhan Yesus, kasihani kami, nyatakan kehadiran-Mu di tanah Toraja ini!" Nyanyian terus menggelegar dan Pdt. Damanik terus menyatakan seruan: "Toraja berubahlah! Bertobatlah! Di sinipun, melalui anak-anak kita bisa terjadi mujizat! SELVIN di Meko yang dipakai Tuhan untuk menyembuhkan! MOKO dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil! Percayalah, Tuhan juga akan memakai anak-anak kita di Tanah Toraja ini! Percayalah! Tetapi kita harus bertobat! Bersatulah Gereja-Gereja! Hapuskan Judi, Mabuk, Korupsi,
Zinah, Kedengkian, dll". Tiba-tiba awan hitam semakin tebal, pasti semua orang berpikir bahwa hujan lebat akan turun. Nyanyian terus menggelegar "Yesus Tuhan, dengar do'aku.." Pdt. Damanik berseru berulang-ulang: "Tuhan Yesus, kasihani kami, nyatakan kehadiran-Mu di Tanah Toraja ini!" Tiba-tiba hujan turun rintik-rintik dan seketika hujan berhenti dan berganti dengan pelangi yang sangat indah dan dapat dilihat jelas dari lokasi Ibadah.
Kami mendengar rasa sukacita dari Pdt. DR. Soleman Batti, Ketua Umum Sinode Gereja Toraja: "Luar biasa, puji Tuhan! Ini baru pertama kali terjadi, begitu banyak umat yang hadir. Tuhan memberi anugerah kepada Pdt. R.Damanik, Moko dan Tim KKR dari Tentena yang mampu mempersatukan umat dalam doa dan pujian".
Bahkan Pdt. DR. Y. Panggalo, Sekretaris Umum Sinode Gereja Toraja, menyatakan: "Terpujilah Tuhan! Saya sudah lama mengenal Pdt. Rinaldy Damanik, sejak tahun 1979. Sekarang, apa yang saya lihat di atas panggung tadi, Rinaldy Damanik tampil menjadi sosok yang lain, saya yakin ada kekuatan Roh Kudus yang semakin hari semakin bekerja dalam dirinya. Mari kita juga doakan Pdt. Damanik dan Tim KKRnya, kami masih akan mengundang mereka tanggal 24-26 Juni 2007 dalam Pekan Spiritualitas Gereja Toraja".
Tim KKR tersebut kembali ke Tentena tanggal 2 Juni 2007. Selanjutnya, dua hari kemudian apa yang terjadi? Pada tanggal 4 Juni 2007 terjadi penampakan Salib dan wajah Tuhan Yesus di dinding gereja RK di Tikala, ribuan orang menyaksikan penampakan itu. Dan sekarang, di Desa Tagari Rantepao ada seorang anak gadis bernama: Wanda umur 15 tahun, yang sudah mulai menjamah dan menyembuhkan orang-orang disekitar rumahnya.
Kami jadi teringat Pdt. Damanik yang berulang-ulang berseru dalam KKR tsb: "Tuhan Yesus, kasihani kami, nyatakan kehadiranMu di Tanah Toraja ini !" Apakah ini jawaban-NYA ? Ya, apapun yang terjadi HANYA TUHAN YANG
DIMULIAKAN! BERDOA DAN MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN!
Imanuel!!! Kurre Sumanga' Lako Puang!!!
Rohani-Rohana
Toraja, Rantepao 14 Juni 2007
Laman asli: [eben-network] FW: KEAJAIBAN DI TANA TORAJA
Kesan Singkat Pekan Spiritualitas Gereja Toraja
Pekan Spiritual Gereja Toraja diawali dengan Karnaval keliling kota Rantepao yang dengan semangat diikuti kontingen-kontingen Kebaktian Anak dan Remaja yang membawa panji2 ”Aku Cinta Yesus”, dll dan Marching Band melantunkan kidung2 rohani pada hari Sabtu siang, 23 Juni 2007.
Gereja Rantepao Sabtu pagi sehari sebelum KPI sudah dipadati umat, yang sorenya sudah mulai memuji Tuhan dengan lagu-lagu Ouikumene dan Kidung2 Rohani yang banyak dilagukan di Meko, padahal KPI baru akan dimulai besoknya. Dikabarkan malam itu sudah ada umat yang sembuh dari penyakit fisik. Hari itu juga semua hotel-hotel dan penginapan di Makale dan Rantepao yang sudah lama sepi menjadi full booked. Bus-bus dari Makassar juga penuh sampai hari Minggu.
Sekitar Jam 8 malam tim KKR dari Tentena memasuki kota Rantepao setelah melihat ribuan umat yang memuji Tuhan, Pdt. Damanik turun dari mobil menyapa umat dan memberitakan: "Puji Tuhan, “Dokter Kecil” Selvin dan Pengkhotbah cilik Moko besok akan tampil di ibadah pembukaan." Setelah kembali dari Rumah Jabatan Bupati, mobil yang ditumpangi Selvin, seorang anak kecil yang dikaruniai Tuhan talenta untuk menyembuhkan, malam itu berkeliling kota Rantepao bahkan diikuti oleh beberapa orang, dan dia memilih menginap di rumah temannya di salah satu sudut kota Rantepao.
Minggu pagi 24 Juni 2007 Ibadah Hari Minggu Jam 9 dipimpin Pdt. Damanik di panggung yang langsung diikuti puluhan ribu umat dan juga siaran live ke rumah-rumah via cable TV. Semakin siang Lokasi semakin dipadati umat, parkiran sudah sampai Hotel Missiliana di pusat kota. KKR sebelumnya hanya diikuti masyarakat Toraja, sedangkan yang kemarin diikuti umat dari Luwu’, Makassar dan Kabupaten2 lain di Sul-Sel, Sulawesi Barat, Jakarta, Batam, Surabaya, Kalimantan, selain dari semua kampung di Toraja seperti Mappa’ BuaKayu, Baruppu, Kurra dll. Dari semua etnis, denominasi gereja, golongan masyarakat berkumpul memuji, memuliakan dan membesarkan nama Tuhan saja. Diperkirakan yang hadir lebih dari 100.000 umat.
Rombongan Selvin jam 2 siang dengan susah payah masuk ke Gereja walaupun sudah dipagar-betis aparat dan panitia. Moko siang itu tampil dengan penuh percaya diri selain menghapal ayat Firman Tuhan juga memberikan ilustrasi kepada bapak-bapak: Coba dibayangkan bagaimana rasanya kalau yang ada di bumi ini semuanya laki-laki? Jawab Moko, “Pasti akan merana”; atau jika semua warna adalah warna hitam, yang ada cuma hantu. Tema khotbahnya “Memahami Arti Perbedaan”; sementara berkhotbah Moko mengajak menyanyikan lagu “Tidak Pandang dari Greja Mana, “serta lagu yang sesuai khotbahnya. Pembacaannya diambil dari I Kor 1:10-17, I Kor 3:1-9, Maleakhi 3:1, Luk 19:41-42 yang menekankan 3 point :
1. Pertumbuhan iman agar semua menjadi satu
2. Damai dengan sesama
3. Jangan mempersoalkan perbedaan, seperti Perbedaan Baptisan, cara menyanyi / tepuk tangan, berdoa.
Ia juga menasihati Para Pemimpin umat / Pendeta termasuk Moko untuk seia sekata sehati sepikir dalam Kasih Tuhan.
Selvin siang itu mengenakan kaos hitam celana panjang jeans berkalung Salib, bando warna hitam, sepatu putih dengan wajah yang riang tanpa beban selalu tersenyum manis, terus menyanyi mengikuti Pujian dan terlihat sesekali berdoa. Ia juga dipersilahkan berdiri melambaikan tangan dan memimpin doa Bapa kami bertiga dengan Moko dan 'Pdt. Boba' (Panggilan akrab Pdt. Damanik oleh Moko yang artinya Pdt. Botak). Selvin mengatakan bahwa ia ke Toraja untuk beribadah, ia baru pertama kali tampil di KPI di hadapan begitu banyak umat dan live via Cable TV. Walaupun hujan sempat turun tapi tidak menyurutkan antusiasme umat terus memuji Tuhan Yesus.
Malamnya Pdt. Damanik kembali memimpin pujian dan bersaksi mengobati kerinduan umat yang begitu rindu menyegarkan imannya dan ingin dipulihkan. Beliau juga mengajak Ibu Filma dari GBI untuk bersaksi tentang kesatuan Gereja. Ribuan umat tidak bergerak dari tempatnya walau hujan bahkan tambah semangat mengangkat tangan dan bertepuk tangan karena Pdt. Damanik juga basah kuyup, berdiri di depan panggung memimpin pujian “Soraklah Haleluya“, “Syalom, Syalom”, dll, bertepuk tangan sambil melompat-lompat sampai pkl 23.30. Umat yang jauh dari pelosok dan yang sakit menginap kembali di Gedung Gereja, Gedung Pemuda, pelataran Kantor Sinode sampai tenda-tenda.
Sementara KPI di terminal Makale juga diikuti puluhan ribu umat yang oleh Kuasa Tuhan memberikan cuaca cerah. Siang hari sudah banyak mujizat yang dinyatakan Tuhan Yesus melalui kesembuhan umat yang stroke, lumpuh, dll. Sekitar pkl 3.30 Tim KPI dari Tentena masuk ke terminal, Selvin diperkenalkan sambil melambaikan tangan, dan juga sempat mengatakan “Saya kelas 3 SD, Syalom“; sedangkan Moko memperkenalkan nama lengkapnya Adlan = Aman dalam lindungan Tuhan dari salah satu ayat di Mazmur (saya lupa ayatnya), Christoper = Kristus tempat perlindungan khususnya waktu dalam pengungsian!, dan kemudian disambung "status saya 'bujangan'“ yang disambut tawa umat.
Malam itu Doa dipimpin Ibu Pdt. Dr. Ery Hutabarat Lebang dan ditutup berkat oleh Bpk. Pdt. Daud Sangka’ Palisungan dan diamini lagu “Aku Memuji Kebesaran-Mu”. Memang Tuhan sungguh besar dan mengatur sendiri acara-Nya yang walaupun umat berdesakan, jalan-jalan macet sampai malam secara keseluruhan KPI benar-benar menyatakan pekerjaan Roh Kudus sehingga semuanya berjalan aman dan damai.
Pagi tanggal 25 Juni 2007 di Makale dilaksanakan juga Karnaval Anak yang berjalan sangat rapi. Anak2 membawa kertas2 yang menggambarkan iman mereka, seperti ”Kasih-Nya mengalir seperti sungai”. Karnaval juga diikuti Moko dan sempat berkhotbah di sekitar kolam dari atas mobil pick up di hadapan anak Sekolah Minggu dan remaja.
Sementara Pdt. Damanik memimpin pujian, Selvin berbisik untuk mengingatkan umat bertobat, ia juga terus berdoa, setelah Moko berkhotbah, puji-pujian seperti "Mampirlah Dengar Doaku", "Bilur-Nya, Bilur-Nya", "Maranatha," "Allah Kuasa" semakin dikumandangkan dengan sungguh kepada Tuhan Yesus dengan sepenuh iman, memohon ampun atas kesalahan2, dan puji Tuhan, di Terminal, di aula Pertanian yang lumpuh, yang stroke, yang kaku disembuhkan Tuhan Yesus. KPI berlangsung sampai jam 10 malam. Agenda Pekan Spiritual selanjutnya hari ini mulai Pengobatan ke Desa-desa, Pembagian Kitab Suci, KPI, Pelatihan Baca Gali Alkitab, pengembangan karakter Pemuda & Wirausaha, Retreat Pasutri, Konser White Dove. Semoga hanya Tuhan yang dimuliakan dan iman spiritual semakin dibarui seperti Temanya: ”Menikmati Kasih Allah yang Membarui”.
Yaya’Rundupadang
Laman asli: http://www.gerejatoraja.com/gpagepekan1.html
Be blessed more by reading all of this Sulawesi series!
Diberkatilah lebih lagi dengan membaca seluruh serial Sulawesi ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar