Jumat, 19 November 2010

Sulawesi #12 - Mujizat Meko - Poso - Malaysia

10-year old preaches to thousands / 
Usia 10 tahun berkhotbah kepada ribuan orang

Moko – a 10-year old boy from Indonesia heavily anointed with the gift of preaching. On the outset, he looks and behaves like any regular 5th grader. Unassuming and a tad reserved, he commands a huge appetite that seems to need quenching every 2 hours. Perhaps such a large reserve is needed for the   thousands of people who flock to hear him and be ministered to at each service.
Moko - seorang anak laki-laki berumur 10 tahun
yang diurapi secara kuat dengan karunia berkhotbah. Pada penampilan luar, ia nampak dan bertingkah seperti siapapun anak kelas empat lazimnya. Bersahaja dan agak pendiam, ia menuntut suatu selera makan yang amat besar sehingga kelihatannya perlu dipuaskan setiap 2 jam. Barangkali persediaan sebesar itu dibutuhkan untuk ribuan orang yang berkerumun untuk mendengarkan dia dan dilayani pada setiap kebaktian.

Sulawesi #11 - Mujizat Meko - Poso - Toraja - Bandung

Kebaktian Penyegaran Iman
Gereja Toraja & Himpunan Keluarga Masyarakat Toraja (HIKMAT)
Bandung Cimahi
Bersama Pdt. Rinaldy Damanik, Selvin, Moko & Team Meko
Balarea, BTC - Bandung
 

Sulawesi #10 - Mujizat Meko - Poso - Toraja

KESAKSIAN IBADAH SYUKUR DI RANTEPAO - TANA TORAJA


Puluhan Ribu Jiwa yang HAUS 
menyambut kehadiran Roh Kudus

Setelah ada persuratan dari BPS ke Gereja2 di Tana Toraja untuk menghadiri Ucapan Syukur atas banyaknya pemulihan dan kesembuhan Jemaat dari penyakit2 fisik dan dan kesembuhan rohani dari MEKO. Hari Rabu sudah mulai dipasang 100 tenda kotak / terowongan di Halaman Gereja Rantepao dan tenda2 tambahan lainnya untuk persiapan Ibadah KKR ini yang dibawakan oleh Rombongan Pdt. Damanik (mantan ketua BPS GKST) yang berjumlah 28 orang dimana ada juga pengkhotbah cilik berumur 8 tahun bernama MOKO, di rombongan ini juga ada Om dan Tante dari Selvin serta Band yang berasal bukan hanya GKST Tentena tetapi juga dari Bethany dan Pantekosta.

Hari Kamis 31 Mei Ibadah KKR akan dimulai pukul 7 malam akan tetapi orang2 dari segala penjuru Tana Toraja sudah memenuhi halaman lokasi dari sore hari dan sudah mulai rame memuji Tuhan bersama dengan lagu2 pujian yang di Meko seperti: Allah Kuasa Melakukan Perkara, Bilur2Nya, Maranatha, Oh Yerusalem, Halleluya, etc...

Diperkirakan  malam itu  berkumpul  lebih dari  20.000  orang yang datang dari

Sulawesi #9 - Mujizat Meko - Poso

8 years old preachers pray for Muslims in 2007
Pengkhotbah-pengkhotbah berusia 8 tahun yang berdoa bagi kaum Muslim

In 2007 in the town of Poso, Sulawesi, Indonesia two very young preachers prayed for the lame and the sick, and God healed them.
Pada tahun 2007 di kota Poso, Sulawesi, Indonesia dua orang pengkhotbah yang masih sangat muda berdoa untuk orang-orang lumpuh dan sakit, dan Allah menyembuhkan orang-orang itu.

Sulawesi #8 - Mujizat Meko - Poso - Toraja

RUNTUHNYA TEMBOK GEREJA
Refleksi Eklesiologis Pemulihan Umat Allah Di Meko

by Asyer Tandapai[1]


Pada mulanya, manusia menciptakan satu Tuhan yang merupakan Penyebab pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apapun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya.
(Karen Armstrong, Sejarah Tuhan: Kisah Pencarian Tuhan Yang Dilakukan Oleh Orang-Orang Yahudi, Kristen, Dan Islam Selama 4.000 Tahun, Bandung: Mizan, 2002, hlm. 27).

Demikian Maklumat Karen Armstrong dalam tulisannya menelusuri sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan. Pernyataan Armstrong dapat juga disebut sebagai antitesis terhadap universalisme Allah bahwa “Pada mulanya Allah menciptakan Langit dan Bumi”  mengalami penyempitan makna oleh tafsir subjektif seolah-olah Allah hanya berkuasa pada agama atau gereja tertentu saja. Sepanjang sejarah kehidupan manusia beragama, tafsir tentang kekuasaan Tuhan mengalami pengakuan yang telah menempatkan kehidupan umat manusia pada dua kutub berbeda dan pada waktu-waktu tertentu perjumpaannya satu sama lain dipersepsi sebagai benturan peradaban (Clash of Civilizations).

Pada tulisan ini, akan diupayakan suatu refleksi eklesiologis (makna menggereja) sebagai apresiasi atas fenomena pemulihan umat manusia yang terjadi kurang lebih lima bulan terakhir di kampung Meko, Kecamatan Pamona Barat, Tana Poso. Bagi mereka yang sempat melakukan ziarah ke Meko, tentunya ada rumusan iman yang berbeda sebagai pengalaman spiritual. Karena itu dengan perasaan hormat atas keragaman refleksi, perkenankan tulisan ini mencoba melihatnya dalam perspektif yang mungkin berbeda dari pengalaman iman masing-masing orang, terlebih dengan pemilihan judul “Runtuhnya Tembok Gereja” yang terkesan provokatif. Hal yang ingin dicapai dari tulisan ini, bahwa Keajaiban Dunia awal abad ini yang sedang berlangsung di Meko ditempatkan dalam kerangka fungsi eklesia, utamanya melihat relasi umat Allah berbeda agama yang turut serta dalam ziarah spiritual tersebut. Juga dapat menambah literatur dalam bahasa tulis, sebagaimana yang telah lebih dahulu dilakukan kawan lain.


Sulawesi #7 - Mujizat Meko - Poso - Toraja

Kebangkitan Kristus dan Mujizat Meko


Roma  8:11, Dan  jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Jika kita perhatikan saat ini, kisah dan peristiwa Mujizat di Meko lebih dominan saat ini  jika dibandingkan dengan gaung cerita Paskah. Setiap orang Kristen (khususnya yang yakin Kisah Meko) pastilah akan bersemangat untuk bercerita tentang kisah Meko. Kisah ini mirip kisah yang terjadi 2000 tahun lalu, dimana Yesus muncul di mana-mana untuk menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit. Tetapi masih banyak juga murid yang tidak percaya, dan puncaknya  Rasul Thomas yang menjadi percaya setelah menusukkan jarinya ke tangan Tuhan Yesus. Kisah kebangkitan Yesus menyebar kemana-mana dan sampai saat ini kita mendengar kisah itu melalui alkitab. Tetapi kisah ini juga ada versi lainnya yang di yakini oleh Saudara-saudara kita Kaum Ismail.

Sulawesi #6 - Mujizat Meko - Poso - Toraja

KESAKSIAN SEORANG HAMBA TUHAN
- Bpk. Pdt. DR. I.Y. Panggalo STh. - Sekum BPS Gereja Toraja

Salam kasih untuk semua!

Semoga kita semua berada dalam keadaan sejahtera karena kasih Tuhan Yesus Kristus!

Dua informasi ingin saya bagikan:

Pertama: Pada hari Kamis dan Jumat (31 Mei dan 1 Juni 2007) minggu lalu BPS Gereja Toraja, dengan meminta Jemaat Rantepao sebagai Tuan-Nyonya Rumah, melaksanakan Ibadah Pengucapan Syukur kepada Tuhan karena karunia-Nya atas sebagian warga Gereja Toraja melalui penyembuhan dan pemulihan yang Tuhan lakukan di Meko melalui hamba yang dipilih-Nya sendiri, Selvin dan Ibunya (bnd. Suara Penggembalaan). Tanggal 31 Mei, mulai sore hingga malam, berkumpul sekitar 20.000 orang. Angka itu ditaksir berdasarkan kolekte yang secara spontan (tidak diaktakan) dikumpul umat. Lembaran 1.000an yang terkumpul, lebih dari 19.000. Sedangkan cukup banyak orang yang tidak tahu dan karena itu tidak memberikan persembahan dalam ibadah malam itu.

Pada hari Jumat, 1 Juni 2007, acara ibadah dilakukan mulai pagi hingga malam. Peserta ibadah diduga dua kali lebih banyak daripada hari sebelumnya. Ada yang menyebut angka di atas 50.000 orang. Jumlah peserta ibadah ini menurut saya luar biasa. Selain peserta ibadah dari lingkungan Gereja Toraja sendiri, hadir juga warga dari gereja2 lain, termasuk teman-teman dari agama lain. Dalam ibadah dua hari itu, yang dapat saya saksikan ialah bagaimana puluhan ribu umat Tuhan itu menyatu dan melarut dalam kebersamaan menyembah dan memuji Tuhan. Penuh semangat, sukacita, dan spontanitas. Sepertinya mereka tidak mengenal lelah dan tidak ingin berhenti.

Sulawesi #5 - Mujizat Meko - Poso -Toraja

Mukjizat dari Tepi Danau Poso
Kisah Gadis Kecil Melakukan Mukjizat Penyembuhan
July 2007


Dari tepi Danau Poso yang elok di Desa Meko, Pamona Barat, Poso, Sulawesi Tengah, Selvin Bungge (8) telah menyedot perhatian jutaan orang di Indonesia. Gadis kecil ini tiba-tiba saja sanggup menyembuhkan ribuan orang hanya dengan jamahan dan doa.

Rasa penasaranlah yang membawa Aleksander Mangoting, koresponden Bahana di Rantepao, Tana Toraja, mengunjungi Meko. Empat hari (16-19/5) berada di sana, ia menyaksikan kerinduan dan semangat ribuan orang sakit yang bertahan menantikan mujizat kesembuhan.

TENDA DAN SEMANGAT SEMBUH

Hari masih pagi Rabu (16/5) itu, saat truk yang kami tumpangi berhenti di ujung Desa Meko. Lalu-lalang orang dan kendaraan dari berbagai daerah di Sulawesi membuat jalan kami terhambat. Warung-warung dadakan, penginapan sederhana dan WC umum berjajar pada sisi-sisi jalan. Inilah anugerah lain dari mukjizat Meko, batin saya. Truk yang membawa Bahana dan 20 jemaat lain dari Rantepao melaju pelan.

Tampak pucuk-pucuk tenda beraneka warna dari bahan terpal, sejak depan kantor kecamatan Pamona Barat hingga lapangan sepak bola. Ya, lapangan bola di depan rumah orangtua Selvin Bungge telah berubah menjadi pemukiman. Di bawah terpal-terpal itu ribuan orang berteduh dari terik dan hujan, menunggu giliran dijamah sang “dokter kecil”, julukan Selvin.

Sulawesi #4 - Mujizat Meko - Poso

Selvin Bungge 8 tahun bocah perempuan dari desa Meko, Pamona Selatan, Tentena, dipakai Tuhan luar biasa sejak 6 Jan 2007. Ribuan orang datang didoakan dalam Nama Yesus, buta dapat melihat, lumpuh dapat berjalan, berbagai penyakit disembuhkan dalam Nama TUHAN YESUS. Tua / muda, rakyat biasa, pejabat-pejabat dari berbagai agama dan berbagai kota datang, didoakan dan disembuhkan Tuhan. Setelah Jumat lalu, sekitar 8 ribu orang didoakan, rencana 9 Maret nanti doa kesembuhan Ilahi di lapangan akan dilakukan lagi.

Kaca mata, tongkat, kursi roda, dll kini menumpuk di rumah Selvin Bungge, ditinggalkan pemiliknya krn sdh disembuhkan Tuhan melalui siswi kelas 2 SDN desa Meko, desa yg terletak di pinggir danau Poso. Tidak semua orang datang disembuhkan, justru banyak pendeta yang diusir pulang. Beberapa orang yang berusaha menjamah atau minta dijamah Selvin, tidak sembuh. Kepada setiap orang yang datang Selvin tekankan untuk percaya akan Tuhan Yesus dan Dialah yang menyembuhkan. Mereka yang percaya walaupun belum didoakan langsung sembuh.

Pada orang-orang yang belum percaya Selvin katakan, “Silahkan berdoa menurut keyakinan anda, saya akan berdoa kepada Tuhan Yesus, tetapi untuk sembuh anda harus percaya bahwa Tuhan Yesus ada dan sanggup menyembuhkan anda.”


Sulawesi #3 - Mujizat Meko - Poso


Selvyn adalah anak kecil berusia 8 tahun dari Desa Mokena, dekat Tentena, Poso, Sulawesi Tengah. Ia melakukan mujizat dengan menyembuhkan orang tanpa obat, tapi dengan doa dan pujian kepada Tuhan saja.
Selvyn is a little 8 years old kid from Mokena village, near Tentena, Poso, in the province of Middle Sulawesi. She performs miracles by healing people without any medicine, but only with a pray and singing a song for Lord Jesus instead.

Poso Miracle Part 1
[read the scripts of the videos on the last part of this posting]


Puluhan ribu orang datangi Desa Meko, Kabupaten Poso
Mujizat! Bocah 8 Tahun Sembuhkan Banyak Orang

(Harian Komentar/ 21 Maret 2007) - Desa Meko di Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso (Sulteng), tiba-tiba menjadi buah bibir. Puluhan ribu orang kini berduyun-duyun menuju desa yang berjarak sekitar 60 km dari Kota Tentena tersebut. Apa pasal? Seorang gadis cilik berumur 8 tahun bernama Selvin Bungge, dikabarkan mampu menyembuhkan banyak orang sakit.

Sulawesi #2 - A Story of a Poso Conflict Survivor / Kisah Seorang Yang Selamat dari Konflik Poso

In December 2004, Santoso, a pastor of a church in Poso, was attacked by militants. As John Wilson found out, this incident has only increased his desire to share the love of God with the people of Indonesia.
Pada bulan Desember 2004, Santoso, seorang Pendeta suatu gereja di Poso, diserang oleh kaum militan. Sebagaimana ditemui John Wilson, peristiwa itu hanya mengobarkan keinginannya untuk membagikan kasih Tuhan kepada setiap orang di Indonesia. 

Voice of the Martyrs, 1 Jul 2009

INDONESIA: Bold Witness for Christ
The Video report [dan Terjemahan Indonesia] is after this article (ada di akhir artikel ini)

On the evening of 23 December 2004, after a worship service at the church, Santoso and his wife went to spend the night at his parents' house. He decided it wasn't safe to stay overnight in the church. "The following morning as I was praying with my wife, I didn't feel afraid. Instead I was filled with peace unlike anything I had ever felt before. "Later that morning, Santoso borrowed a friend's motorbike because he wanted to return to the church. After completing his work he asked if someone from the congregation would follow him back to his parents' house. They were only one kilometre from the church when some men came out of the bushes. "At that moment, I didn't feel afraid at all even though I saw one of them holding a machete. I thought he was a nice guy who just worked with his machete at the plantation nearby," Santoso said.


Sulawesi #1 - Poso conflict in an American Reporter's eyes / Konflik Poso di mata seorang Reporter Amerika

Poso is one of beautiful and peaceful areas in Sulawesi island, Indonesia, inhabited by people with various ethnics and religions. But on 1998 Christmas Eve, there was a fight between two youths, said on alcohol background, which continued to be riots between communities of Muslims and Christians, ultimately took more than 700 souls of victim brutally, aside all the buildings, homes and wealth which were burnt in years. Indeed the root of the problems, much deeper and broader, is on the wounded hearts of human beings who desperately needed the Father’s love.
Poso adalah salah satu wilayah yang permai dan damai di pulau Sulawesi, Indonesia, dihuni oleh penduduk dengan beragam etnis dan agama. Namun pada malam Natal 1998, terjadilah perkelahian antara dua anak muda, diceritakan berlatar belakang alkohol, yang kemudian berlanjut menjadi kerusuhan antar komunitas agama Muslim dengan Kristen yang pada akhirnya bertahun-tahun dengan brutal memakan lebih dari 700 korban jiwa, di samping semua gedung, rumah dan harta yang terbakar habis. Akar permasalahannya sesungguhnya jauh lebih dalam dan luas, yaitu pada luka hati insan-insan yang sangat membutuhkan kasih Bapa.

Kamis, 04 November 2010

PESAN LIMA MALAIKAT DARI LIMA BENUA

(Penglihatan Rev. Samuel Doctorian. 20 Juni 1998)

 

Waktu itu, saya berada sendirian di sebuah rumah, di Pulau Patmos selama berminggu-minggu berdoa dan mencari Tuhan. Saya telah menemukan kapel kecil yang bernama Kapel ST. Nicolas. Belum pernah ada orang yang pergi ke sana. Saya pergi ke tempat itu dan mencurahkan isi hati saya kepada Allah.

Saya juga menemukan satu batu karang di sisi sebuah bukit, dimana saya dapat duduk, berdoa, merenungkan dan membaca Alkitab. Saya makan sedikit sekali pada waktu itu. Dalam waktu-waktu tertentu saya pergi mengunjungi 'Gua Yohanes', tempat dimana ia melihat 'Wahyu yang besar'. Sementara bermeditasi selama satu bulan di tempat terpencil ini, saya berpikir, "Saya bertanya-tanya, apakah Tuhan akan mengutus malaikat-Nya yang kesepuluh?"